Welkom Bij Anna Soraya's Blog

Rabu, 28 Desember 2011

Salah Satu Makanan Khas Betawi

SEJARAH BETAWI

Menurut bahasa, kata BETAWI berasal dari kata BATAVIA yang dinisbahkan dengan gaya bahasa Arab yang artinya “berasal dari Batavia”. Seperti JAWI, BANJARI, BANTANI, dst. Yang dinisbahkan dari kata JAVA, BANJAR (MASIN), BANTEN, dst. Yang berarti berasal dari tanah Jawa, Banjarmasin, Banten, dst. Batavia sendiri adalah nama sebuah kota baru, yang dibangun oleh Gubernur Jenderal Belanda, Jan Pieterzon Coen pada tahun 1619 M, setelah membumi-hanguskan kota lama sebelumnya yaitu kota Jayakarta milik keturunan kerajaan Cirebon dan Banten, yang letaknya di sekitar Jalan Kalibesar, tempat di mana sekarang berdiri sebuah hotel megah bernama Omni Batavia.

Lalu, apakah dengan begitu berarti sejarah Betawi dimulai sejak zaman Pieter Zoen Coen sampai sekarang, atau lebih awal lagi. Para pakar sejarah dan antropologi menyebutkan bahwa Betawi sebagai komunitas yang berperadaban sudah ada jauh sebelum Peiterzon Coen datang. Kata Batavia yang dibuat oleh Pieterzon Coen hanya mengacu pada konsep administrasi pemerintahan dan geografis semata, tidak mengacu pada konsep budaya dan antropologi. Ada pula yang memulai sejarah Betawi dari kedatangan tentara Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah yang menghancurkan vazal Kerajaan Pajajaran di Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527 yang ditandai dengan berdirinya Kerajaan Jayakarta. Bahkan ada pula yang memulai sejarah Betawi sejak zaman Tarumanegara di abad ke-5 M.

Meski penelitian tentang apa dan siapa Betawi, serta sejak kapan memulai sejarah Betawi, belum tuntas diteliti, tapi boleh dibilang bahwa yang disebut Orang Betawi adalah mereka yang;
1. Secara genetik dilahirkan oleh kakek nenek yang aseli Jakarta (sebagian menekankan tiga turunan ke atas yaitu bapaknya, engkongnya, dan uyutnya / kumpinya adalah orang yang dilahirkan di tanah Jakarta).
2. Mereka bermukim di bilangan Kota Jakarta dan pinggiran Tangerang, Bekasi dan Bogor (Jabotabek)
3. Mengakui dengan sadar bahwa dirinya adalah orang betawi.
4. Secara Budaya mereka:
a. Berbahasa Melayu dengan dialek khas Betawi yang kita kenal.
b. Bermain atau mencintai musik jenis keroncong, gambang keromong, qosidahan, orkes gambus, dll.
c. Berbusana sadariah dan kebaya, atau kopiah haji dan baju koko, serta senang serebetan. Kalau kaum perempuannya senang pakai kerudung dan baju kurung (atau secara unum kita sebut busana muslimah) dll. Kalau acara resmi biasa pakai jas ujung serong dan berbusana khusus kalau menjadi penganten.
d. Beragama Islam dan sering mengadakan tahlilan serta ratiban / ngerasul / muludan, senang pergi haji. Wiridan serta tadarusan al-qur‟an ba‟da subuh dan maghrib, dst.
e. Mempunyai dan menyukai makanan khas seperti nasi uduk, semur jengkol, pecak lele, sayur asem, soto santen, gado-gado, sambel goang, semur daging kerbau, dll. Panganannya antara lain; kue dongkal, kue apem, kue pepe, kue gemblong, kue cucur, kue dadar, kue unti, tape-uli, dodol, kue satu, biji ketapang, manisan kolang-kaling, manisan sentul, dll. Minuman ringan mereka antara lain cendol, selendang mayang, kupi, teh tubruk, bir pletok, dll.
f. Beradat-istiadat yang umumnya dikenal sebagai adat betawi, misalnya cium tangan bila bertemu orang yang lebih tua, memanggil engkong dan nyai kepada kakek dan nenek. Encing dan encang kepada adik dan kakaknya orang tua, memanggil abang dan empo, untuk menyebut saudara kandung yang lebih tua, dan entong serta enok untuk memanggil anak kecil laki-laki dan perempuan, dll.
g. Bentuk rumah mereka biasanya joglo, atau bapang, gudang. Ada bale, pendaringan, pangkeng. Terasnya luas, pada bagian tertentu dari rumah ada ukiran kayu jenis gigi binatang.
h. Mereka juga mempunyai permainan anak-anak, seperti: bekel, congklak, dampu, petak gunung, gala asin, getok kadal, tamplak, dll.
i. Memiliki kemampuan bela diri silat Beksi, Cingkrig, Gedigan, dll.

Demikian gambaran sekilas tentang orang Betawi. Jika ada yang mengaku orang Betawi diluar batasan diatas, buat orang Betawi, tidak jadi masalah.

JENIS MAKANAN DAN MINUMAN KHAS BETAWI
A. Makanan menyenangkan:
1. Laksa : ketupat, sayur, sate manis, kerupuk dan sambal
2. Soto Betawi : ketupat, soto babat, gorengan, emping, dan acar
3. Bebanci : ketupat, sayur, sate buntil, kerupuk dan sambal
4. Sambal/ Sayur Godok : ketupat, sayur, semur, kerupuk merah
5. Sayur Tangkar : ketupat, sayur, emping sate lembut, dan sambal
6. Nasi Ulam
7. Gado-gado (ulek kuah)
8. Asinan
9. Toge Goreng
B. Makanan Pendamping:
1. Ayam Bekana
2. Sate Pentul / Sate Asam
3. Sate Tahu
4. Laksa Pengantin
5. Sayur Asam
6. Bebanci
C. Makanan Kecil / Kue :
1. Kerak Telor
2. Kranteng
3. Kue Talam
4. Kue Pepe
5. Kue Jongkong
6. Kue Kalabikang
7. Kue Ongol-ongol
8. Kue Putu
9. Kue Mangkok
10. Kue Lumpur Sorge
11. Kue Cante Manis
12. Roti Buaya
D. Minuman :
1. Sekoteng
2. Bir Peletok
3. Es Kocok
4. Es Kuda

Pada pembahasan ini, kami mengambil fenomena yang terjadi pada masyarakat betawi dari segi makanan tradisionilnya. Berdasarkan hasil wawancara yang kami peroleh dari subjek mengenai makanan khas betawi adalah sebagai berikut:

• Interviewer : mmm...jadi ondel-ondel kegunaannya seperti itu yah pak. Kalau hubungannya dengan roti buaya itu apa yah pak?
• Interviewee : sebenarnya buaya itu kan hewan yang menikah hanya dengan satu pasangan saja, yah biasa kita tahu itu setia pada pasangan lah. Makanya, masyarakat Betawi itu percaya kalau simbol buaya yang terdapat pada roti buaya itu akan membawa setiap pasangan yang baru menikah untuk menjadi pasangan yang bisa terus bersama sampai kakek-nenek nantinya. Maka dari itu, masyarakat asli Betawi menggunakan roti buaya sebagai seserahan untuk calon mempelai wanitanya tersebut.
• Interviewer : wah..berarti itu sangat berpengruh sekali yah pak untuk acara pernikahan?
• Interviewee : iya mba. Sangat berpengaruh. Karena, itu adalah salah satu seserahan yang wajib diberikan saat berlangsungnya pernikahan.

Dari hasil wawancara tersebut, berdasar kategori jenis makanan khas Betawi di atas, roti buaya merupakan salah satu makanan kecil atau kue-kuean khas Betawi. Dan eperti di jabarkan dalam hasil wawancara tersebut, bahwa roti buaya di gunakan sebagai hantaran pernikahan karena ia memiliki falsafah hidup yang bermakna kesetiaan kekasih terhadap pasangannya. Karena itulah roti buaya menjadi makanan tradisi yang sangat pengting atau berpengaruh dalam sebuah acara pernikahan.