Welkom Bij Anna Soraya's Blog

Jumat, 11 Januari 2013

Tes Sidik Jari Menggunakan DMI (Dermatoglyphic Multiple Intellegence)

Analisis Cara Mengetahui Bakat Dengan Sidik Jari

Video dan artikel yang terlampir adalah tentang penerapan ilmu kognitif sains. Dalam video tersebut menginformasikan bahwa untuk mendeteksi bakat seseorang yang tidak bersifat kasat mata dapat dideteksi dengan mesin digital. Alat tersebut disebut dengan Dermatoglyphic Multiple Intellegence (DMI) assessment. Dengan alat ini, seseorang yang ingin mengetahui bakatnya tidak perlu membutuhkan waktu lama seperti yang biasa di lakukan pada tes-bakat manual psikologi lainnya. Selain itu, alat tes ini juga memiliki keakuratan yang cukup tinggi. Dapat digunakan oleh balita hingga dewasa dan lanjut usia, serta masih banyak lagi kelebihan lainnya.
Hal ini memberi manfaat besar terhadap understanding human decision making, yakni untuk membantu manusia membuat keputusan. Dalam hal ini, misalnya dapat membantu orangtua yang sedang bingung untuk menyalurkan potensi anaknya ke suatu bidang. Atau memberikan metode belajar yang tepat untuk anaknya agar anaknya dapat sukses mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Perkembangan kemajuan teknologi informasi ini tidak terlepas dari peran ilmu psikologi terapan, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan kognitif dan sains. Seperti yang dinyatakan dalam salah satu definisi, bahwa:
Kognitif sains merupakan studi interdisipliner dari pikiran dan kecerdasan, yang meliputi filsafat, psikologi, kecerdasan buatan (bagaimana membuat mesin), neurologi, linguistic, dan antropologi.
Oleh karena kognitif sains merupakan studi interdisipliner, sehingga ia mampu menggabungkan psikologi sebagai suatu ilmu pengetahuan dengan ilmu-ilmu lain seperti teknologi informasi, hinggga menghasilkan ilmu baru yang disebut sebagai psikologi terapan. Dan dengan psikologi terapan, manusia dapat menciptakan suatu alat atau system seperti pada alat pendeteksi bakat melalui test fingerprint ini.

Desain "Cara Mengetahui Bakat Dengan Sidik Jari


Setiap orang merupakan individu yang unik dan juga bertanggung jawab atas dirinya sendiri untuk menemukan tujuan hidup masing-masing. Tentu penting mengenali bakat kita adalah untuk mencapai prestasi dalam hidup kita dengan apa yang kita punya di dalam diri kita. Karena bakat adalah unsur dasar potensi dalam diri untuk mewujudkan sebuah prestasi yang tentunya sangat penting.
Kini, kita sudah bisa melibatkan teknologi dalam mendeteksi bakat. Teknologi ini dikenal dengan Dermatoglyphic Multiple Intellegence (DMI) assessment. Dengan teknologi ini, seseorang tidak perlu lagi dihadapkan pada serangkaian tes dan wawancara, serta tidak tergantung pada kondisi psikologis orang tersebut. Akurasinya bisa mencapai 90-95 %.
Dalam situs DMI dituliskan bahwa DMI merupakan suatu metode untuk mengenali bakat / potensi otak kanan dan otak kiri serta mengenali potensi kecerdasan. Metode DMI ini ditemukan teorinya oleh Bapak Howard Gardner. Namun, aplikasi MI di dalam kelas pembelajaran adalah Bapak Thomas Armstrong. Tetapi, DMI ini dikembangkan oleh warga negara Singapura Mr. Eric Lim Choo Siang dan Mr. John Choo.
DMI merupakan salah satu alternatif pencarian bakat yang berbasis teknologi terkini melalui sidik jari seseorang. Sidik jari setiap orang akan berbeda, sebagaimana bakat yang berbeda-beda di setiap orang. DMI merupakan suatu system yang mampu mengidentifikasi potensi bawaan yang dengan teori genetika yang diturunkan. Berdasarkan penelitian selama beberapa dekade, ilmuwan telah menemukan bahwa sidik jari kita merupakan implikasi dari perkembangan antara sidik jari dengan otak manusia.
Roger W.Sperry, peraih nobel dibidang ilmu pengetahuan, menemukan bahwa otak berhubungan dengan tangan. Otak kanan berhubungan dengan otak kiri, sedangkan otak kiri berhurhubungan dengan tangan kanan. Antara keduanya juga mempunyai fungsi yang berbeda. Otak kiri lebih mengarah ketatanan dan logika, sedangkan otak kanan lebih mengarah keabstraksi dan emosi.
Penemuan Sperry tersebur terus berkembang. Dalam perkembangannya ternyata bagian-bagian lebih detil diotak kiri dan kanan lebih berhubungan dengan jari-jari yang ada di tangan. Bahkan ada keselarasan tertentu dalam pembentukan bagian-bagian otak dengan pembentukan fingerprint (sidik jari) pada masing-masing jari. Saat bayi masih ada dalam kandungan berangkat dari sinilah pengukuran kecerdasan melalui fingerprint disusun. Fingerprint pada ibu jari berkorelasi dengan bagian otak prefrontal. Fingerprint pada telunjuk berkolerasi dengan bagian otak frontal. Fringerprint pada ibu jari tengah berkolerasi dengan bagian otak parietal. Fingerprint pada jari manis berhubungan dengan bagian otak temporal. Sedangkan, fingerprint pada kelingking berhubungan dengan bagian otak occipital.
Sistem ini mengenalkan mengenai prosentase dan potensi otak kanan-kiri, delapan kecerdasan majemuk, kepekaan belajar, modalitas belajar, karakter komunikasi belajar dan gaya manajemen kerja. Dengan adanya kemungkinan akan ribuan kombinasi , tes DMI ini mampu menunjukkan bagaimana cara terbaik yang harus diberikan/dilakukan untuk proses pendidikannya, pengembangan dirinya dan karir yang sebaiknya digeluti untuk mencapai kesuksesan.
Dalam pengembangan system ini, para ahli dermatoglyphics telah membuat profil-profil pola secara psikologis dan fisiologis pada lebih dari 500 ribu individu sejak tahun 1985 di Cina, Jepang, Korea, Taiwan, Hongkong, Singapura, Malaysia yang menghasilkan database sebagai studi perbandingan yang mampu membantu individu untuk memahami potensi dirinya.
Secara umum ada 3 pola sidik jari , busur ( arch) , sangkutan (loop) dan lingkaran ( whorl). Selebihnya adalah varian dan kombinasi yang kemudian menjadi bentuk tersendiri.

Sidik Jari Pola Arch.
Pola Arch bentuknya melengkung seperti busur panah ( Flat Arch) dan ada yang seperti mata anak panah (Tented Arch). Pola sidik jari Arch terbagi menjadi dua yaitu Flat Arch dan Tented Arch.
Orang dengan pola sidik jari Arch memiliki karakter
-          Mengikuti tradisi dengan sedikit pemikiran mandiri , Flat Arch
-          Senang mengungkapkan kedalam intelektual, Tented Arch. Sewaktu masih kanak-kanak anak berpola arch ini senang bertanya dengan " Mengapa ... "
-          Memiliki nilai tradisional dan akhlak yang tinggi
-          Mengalami kesulitan jika melihat sifat-sifat negatif ada pada diri mereka sendiri.

Menurut pendapat ahli fingerprint test jika pola Arch ini terdapat pada :
-          Pola Arch dijari telunjuk maka orang tersebut memiliki pandangan tradisional terhadap karier, ambisi dan kepemimpinan mereka sendiri. Mereka percaya harus bekerja keras untuk mendapatkan uang, menyimpannya dan menginvestasikannya untuk masa depan.
-          Pola Arch dijari tengah, maka orang tersebut memegang niilai-nilai tradisional mengenai pemikiran. Pendidikan adalah satu-satunya cara menuju sukses. Kegagalan mereka seperti dalam bidang penyalahgunaan obat dan memanipulasi orang lain.
-          Pola Arch dijari manis, maka orang tersebut memegang nilai tradisional yang berhubungan dengan emosi, misal laki-laki tidak boleh menangis.
-          Pola Arch di jari kelingking, maka orang tersebut memegang nilai tradisional yang mengenai komunikasi, agama dan seks. Mereka akan sungguh-sungguh mengikuti dogma, ajaran agama tertentu. Mereka akan sering bertanya " Mengapa ... " untuk mencari kebenaran.
-          Pola Arch di ibujari, maka orang tersebut memegang nilai tradisional dalam menerima nafsu dan keinginan. Bahkan setelah kepribadian berkembang, masih ada kecenderungan yang kuat kearah sikap-sikap dominasi. Kegagalan mereka adalah ketika mereka jatuh dan menjadi mangsa nafsu dan keinginan mereka sendiri.
-          Pola Arch di Telunjuk dan Jari Tengah, maka hal ini menunjukkan akal yang sangat dalam. Tapi kadang-kadang agak lambat menyerap konsep-konsep.

Analisa Sidik Jari

 
 Analisa sidik jari dalah sebuah metode pengukuran dengan pemindaian (scanning) sidik jari anak untuk mengetahui gaya bekerja otak yang paling dominan dalam kaitannya dengan potensi, motivasi, karakter, dan gaya belajar anak.

Dalam ilmu Dermatoglyphics (ilmu tentang analisa pola sidik jari) yang diawali oleh Guard Bidloo pada tahun 1685, menemukan bahwa sejak usia kandungan 13 minggu Pola sidik jari manusia telah terbentuk, dan akan lengkap diusia 24 minggu. Dalam kenyataannya pola sidik jari manusia tidak ada yang sama, kemungkinan kesamaannya adalah 1:64.000.000.000.

Secara Genetis sidik jari bersifat menetap dan spesifik pada proses perkembangan susunan syaraf pusat, sehingga memiliki korelasi yang menentukan struktur otak yang dominan yang kemudian diinterpretasikan secara psikologi untuk mengetahui kecendrungan BAKAT, KECERDASAN, KARAKTER, MOTIVASI, TEKANAN, TINGKAT KESETABILAN DIRI, DAN GAYA (BELAJAR, BERFIKIR, DAN BEKERJA) secara genetis.

Analisa sidik jari memiliki tingkat akurasi lebih tinggi dibadingkan dengan metode pengukuran lainnya (klaim akurasi 87%). Sehingga aplikasi penggunaan ilmu analisa sidik jari dalam kehidupan sangat luas. Salah satunya adalah pada proses intdentifikasi forensik dan keamanan. Proses analisa sidik jari simple, praktis, efesien, dan aplikatif. Bisa digunakan untuk segala usia segala kondisi dengan waktu yang relatif singkat.


Sidik jari keluar dari fleshes interior kulit. Bahkan kembar siam memiliki berbagai sidik jari. Loop adalah sidik jari yang paling umum. Telapak tangan 60% memiliki pola tersebut. Pola lainnya adalah whorls, Arches, dan aksidensi. Sarana penting sidik jari memeriksa menggunakan "Karakteristik Kelas" mereka. Jari kami tercakup dalam pori-pori kulit yang menghasilkan minyak dan keringat terdeteksi oleh bubuk sidik jari tua yang baik. Sidik jari tidak terdeteksi disebut sebagai "laten". Laser ini membantu dalam mendapatkan sidik jari dari tubuh manusia. Identifikasi penjahat adalah penggunaan paling umum dari sidik jari dan database komputer telah benar-benar membantu dalam tujuan ini.

Sidik jari (bahasa Inggris: fingerprint) adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja diambil, dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Kulit telapak adalah kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai kesemua ujung jari, dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari yang mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh celah atau alur yang membentuk struktur tertentu.


Sidik Jari Untuk Identifikasi

Identifikasi sidik jari, dikenal dengan daktiloskopi adalah ilmu yang mempelajari sidik jari untuk keperluan pengenalan kembali identitas orang dengan cara mengamati garis yang terdapat pada guratan garis jari tangan dan telapak kaki. Daktiloskopi berasal dari bahasa Yunani yaitu dactylos yang berarti jari jemari atau garis jari, dan scopein yang artinya mengamati atau meneliti. Kemudian dari pengertian itu timbul istilah dalam bahasa Inggris, dactyloscopy yang kita kenal menjadi ilmu sidik jari.

Sejarah Ilmu Sidik Jari di Indonesia

Ilmu sidik jari di Indonesia khususnya di kalangan kepolisian [harus dicek kebenarannya] dirintis oleh seorang desertir SS Nazi Jerman yang lari ke Belanda dan kemudian ditempatkan di Makassar oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai perwira polisi. Setiap taruna Akpol di Indonesia mengenal namanya sebagai perintis sidik jari di kalangan kepolisian Indonesia.

Fungsi Sidik Jari

Fungsinya adalah untuk memberi gaya gesek lebih besar agar jari dapat memegang benda-benda lebih erat. Sidik jari manusia digunakan untuk keperluan identifikasi karena tidak ada dua manusia yang memiliki sidik jari persis sama. Hal ini mulai dilakukan pada akhir abad ke-19.
Sidik jari kaki bayi juga diambil di rumah sakit untuk identifikasi bayi. Ini bertujuan untuk mencegah tertukarnya bayi yang sering terjadi di rumah sakit.

Tes Bakat Sidik Jari DMI (fingerprint test DMI)
           
Dermatoglyphics Multiple Intelligence - Assessment (DMI) adalah ilmu / Metoda yang berbasis teknologi canggih (statistika & program komputer) guna membaca / mendeteksi PETA POTENSI DIRI melalui sidik jari (fingerprints).
Kegunaan utama dari DMI ini adalah sebagai berikut :
-          Merupakan salah satu alternatif pencarian bakat/potensi bawaan
-          Untuk memilih jurusan/pendidikan lanjutan yang sesuai dengan bakatnya/potensinya
-          Untuk penempatan/penugasan/mutasi/rotasi karyawan yang sesuai antara bakat dengan jabatannya
Untuk dapat memperoleh hasil tersebut, diperlukan sistematika kerja yang mampu mengolah data mentah menjadi suatu informasi berguna yang berbasis komputer.
Sistematika kerja dari finger print DMI adalah sebagai berikut:
1.      Mengumpulkan beberapa sampel (pola sidik jari) dari tokoh-tokoh berprestasi. Misalnya, seorang tokoh yang memiliki dominasi bakat di bidang musik memiliki pola sidik jari seperti apa? Seorang yang memiliki dominasi bakat di bidang musik, akan berbeda pola sidik jarinya terhadap orang yang memiliki bakat di bidang lainnya. Dan sebaliknya, jika ia memiliki kemiripan pola sidik jari, maka kemungkinan besar akan memiliki dominasi bakat di bidang yang sama.
2.      Melakukan penelitian terhadap sampel yang telah dikumpulkan sebagai bahan yang akan dijadikan dasar bagi system data tersebut. Ada 3 pola utama dalam pola sidik jari, yakni:
a.       Arch:
Bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya datang dari satu sisi lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan itu, dengan bergelombang naik di tengah-tengah.
b.      Loop:
Bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari satu sisi lukisan, melereng, menyentuh atau melintasi suatu garis bayangan yang ditarik diantara delta dan core, berhenti atau cenderung berhenti kearah sisi semula.
c.       Whorl:
Yaitu sidik jari yang mempunyai dua delta dan sedikitnya satu garis melingkar di dalam pattern area yang berjalan di depan kedua delta. Whorl sendiri terbagi menjadi Plain Whorl, Central Pocket Loop Whorl. Double Loop Whorl dan Accidental Whorl.
3.      Setelah itu, untuk menetapkan system DMI assessment, diperlukan juga teori multiple intelegensi dari Howard Gardner yang akan menjadi acuan bagi pembenaran dari hasil kerjanya. Ada 8 macam multiple intelgency menurut Howard Gardner, yaitu:
4.      Kemudian untuk pengoperasiannya, tester (penguji) hanya mengambil data (sidik jari) dari individu yang akan di tes (testee). Data yang di ambil dari individu kemudian di olah kedalam server komputer. Selain memiliki nilai akurasi yang tinggi, hal ini juga yang menjadikan tes ini lebih efisien karena hemat waktu.














5.      Selanjutnya, alat ini dapat menghasilkan informasi (printout) yang rinci  dan efektif tentang analisa dan peta rekomendasi diri yang beberapa di antaranya sebagai berikut:
a.       Left Brain or Right Brain, yakni untuk mengetahui otak mana yan lebih mendominasi kita dalam bekerja.
b.      Diagram yang menunjukkan hasil analisis bakat dari tes fingerprint
c.       Understanding the Human Brain (untuk mengetahui sejauh mana kemampuan belajar)
d.      Communication character (untuk mengetahui karakter dalam berkomunikasi)

Link Video:

Kamis, 20 Desember 2012

PANDEMONIUM (Task)


A.    Pengertian
Pandemonium merupakan salah satu sistem atau metode dalam rekognisi pola (pattern recognition) yang menggunakan analisis tampang (feature analysis). Sistem ini merupakan salah satu cara untuk menggambarkan bagaimana terjadinya proses rekognisi (pengenalan kembali) atas pola-pola yang diindera oleh manusia.

Sistem ini mengimajinasikan adanya serangkaian hantu (demon) yang berperan menganalisis pola-pola yang diindera. Masing-masing demon memiliki tugas yg berbeda-beda.

B.     Jenis-jenis dan Tugas dari setiap Demon
Image Demon (ID)
Jenis hantu yang pertama, memiliki tugas yang paling sederhana, yaitu mencatat gambaran atau citra (image) sinyal eksternal.
Feature Demon (FD)
Jenis hantu yang kedua, bertugas menganalisa. Masing-masing demon melihat ciri-ciri khusus pada pola, yaitu adanya garis-garis tertentu (misalnya: sudut, garis vertikal, garis horizontal, kurva).
Cognitive Demon (CD)
enis hantu ketiga, yang bertugas mengamati respon-respon dari feature demon (FD), bertanggung jawab mengenali pola. Setiap cognitive demon digunakan untuk mengenali satu pola (misalnya : satu CD mengenali A; satu CD mengenali B; dll). Bila suatu CD menemukan tampang (feature) yang cocok, maka demon tersebut berteriak. Bila demon lain menemukan kecocokan tampang (feature) yang lain, maka teriakan-teriakan menjadi lebih keras.
Decision Demon (DD)
Jenis hantu yang keempat, yaitu bertugas mendengarkan hasil pandemonium dari cognitive demon (CD), lalu decision demon (DD) memilih teriakan CD yang berteriak paling keras sebagai pola yang paling besar kemungkinan terjadinya.

C.    Peran Konteks
Tiap-tiap CD secara gradual belajar menginterpretasikan berbagai tampang dalam hubungannya dengan pola-pola tertentu. Di sini sangat nyata bahwa pengaruh konteks sangat penting. Implikasinya untuk skema pandemonium ditambahkan Contextual Demons yang menambahkan suara atau seruan untuk pandemonium.

Sebagian besar interpretasi terhadap data penginderaan lebih merupakan sumbangan dari pengetahuan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang ada pada sinyal tersebut, dan sebagian kecil merupakan sumbangan dari informasi yang termuat didalam sinyal itu sendiri. Informasi ekstra (pengetahuan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang ada pada sinyal) ini berasal dari konteks peristiwa-peristiwa yang diindera. Konteks adalah situasi keseluruhan tempat melekatnya (yang melatarbelakangi) sebuah pengalaman atau peristiwa.

Eksperimen Miller (1962)
Ini merupakan salah satu eksperimen yang menunjukkan efek konteks terhadap hasil rekognisi sinyal. Dalam eksperimen ini, subjek diminta untuk mendengarkan serangkaian kata-kata: socks, some, brought, wet & who. Tiap-tiap kata diucapkan dalam macam-macam bunyi sedemikian rupa sehingga hasilnya tiap-tiap kata hanya dapat diidentifikasi sekitar 50% dalam waktu yang disediakan.

Pada kesempatan berikutnya, kata-kata tersebut disusun dalam urutan yang memberikan makna: who, brought, some wet, socks. Dan subjek diminta mengidentifikasi sekali lagi. Ketika kata-kata tersebut diucapkan dalam urutan tata bahasa, kinerja kognisi subjek meningkat secara dramatis. Dengan demikian petunjuk kontekstual dapat meningkatkan rekognisi secara meyakinkan.

Kemampuan untuk menggunakan konteks membuat sistem persepsi manusia lebih tinggi kemampuannya (superior) dan lebih fleksibel daripada sistem kognisi pola eletronik yang ada sejauh ini. Kita tidak mengetahui secara pasti bagaimana mekanisme penggunaan informasi dari konteks. Namun demikian kita tahu bahwa konteks memainkan peran yang sangat besar dalam persepsi kita.

Peran Konteks :
♣ Memberikan aturan-aturan sepanjang penyusunan persepsi kita
♣ Membantu memprediksi
♣ Memberikan interpretasi yang rasional terhadap hal-hal yang kita persepsi

Khususnya dalam rekognisi ataupun persepsi terhadap sinyal yang berupa bahasa, jika bahasa dibuat efisien atau jika seseorang kurang dapat menggunakan informasi kontekstual untuk memandu persepsinya, akhirnya komunikasi dapat menjadi proses yang menyakitkan dan berbahaya.

D.    Pemrosesan Informasi Driven Data System & Conceptually Data Siystem
Urutan operasi pandemonium yang sudah digambarkan diatas merupakan pemrosesan informasi yang memiliki ciri-ciri data-driven yaitu pemrosesan informasi yang diawali dari datangnya data penginderaan. Di dalam menganalisa informasi, harapan dan pembentukan konsep individu terhadap informasi yang diterimanya memainkan peran yang penting. Informasi yang berasal dari memori dikombinasikan dengan informasi yang berasal dari penginderaan.

Pemrosesan informasi yang diawali dengan pembentukan konsep atau harapan individu disebut conceptually-driven. Baik pemrosesan data-driven maupun conceptually-driven, dua-duanya diperlukan. Namun demikian timbul pertanyaan bagaimana mungkin dua proses yang berbeda ini berlangsung dalam waktu yang bersamaan? Apakah ada kemungkinan komunikasi antara dua proses tersebut? Bagaimana caranya mencegah konflik antara keduanya?

E.     Specialist Demons
Jawaban untuk masalah kombinasi data-driven maupun conceptually-driven, kiranya perlu dituangkan dalam model rekognisi pola dengan menggunakan demon seperti diatas. Kita tambahkan hantu-hantu spesialis (specialist demons) untuk konteks, harapan-harapan, kalimat-kalimat dan frase-frase. Kita tambahkan juga hantu untuk sintaksis (pengetahuan tentang kalimat) dan semantik.

Seperti halnya hantu-hantu yang bekerja dalam data-driven, hantu-hantu yang bekerja untuk pemrosesan conceptualy-driven (yaitu hantu-hantu spesialis) bertugas meneliti apakah data-data yang relevan muncul pada saat itu. Konsep baru yang penting disini adalah semua hantu (demon) harus dapat berkomunikasi satu sama lain.

Pada poin ini kita memerlukan model yang berbeda dengan model lama, yaitu model yang memungkinkan hantu-hantu tersebut berkomunikasi satu sama lain. Untuk itu kita buat simbolisasi untuk pusat proses komunikasi dengan mengimajinasikan adanya papan tulis yang dapat diakses oleh semua hantu.

Tiap-tiap hantu menatap papan, mengamati informasi yang akan dianalisis. Apabila informasi relevan dengan spesialisasi hantu tertentu, maka hantu tersebut akan bekerja dengan menuliskan informasi tersebut di papan tulis. Yang paling penting di sini adalah bahwa ketika tiap-tiap hantu menyelesaikan tugas khususnya, dia menuliskan hasilnya di papan tulis untuk dianalisis oleh hantu lain.

Harus dicatat di sini bahwa informasi penginderaan dituliskan di papan tulis seperti halnya informasi-informasi lain. Dengan demikian tidak lagi diperlukan pembeda antara data-driven dan conceptually-driven. Semuanya terjadi secara otomatis.

F.     Blackboard and Supervisor (Papan Tulis dan Pengawas)
Manusia memiliki keterbatasan kapasitas pemrosesan; dan manusia tidak dapat menganalisa setiap hal yang muncul dalam sistem penginderaan. Dalam konteks sistem hantu-hantu spesialis, hal itu berarti terdapat keterbatasan mengenai apa yang dapat dikerjakan.

Jelas terdapat dua sumber keterbatasan di sini :
(a) Setiap hantu spesialis bekerja untuk satu set data dan tidak dapat serentak bekerja untuk data yang lain;
(b) Ukuran papan tulis cukup terbatas (catatan: papan tulis diartikan sebagai penyimpanan informasi penginderaan atau memori jangka pendek yang memiliki keterbatasan durasi dan kapasitas penyimpanan).

Agar menghindari terjadinya konflik antar hantu dan untuk menjamin adanya arah analisis (yang tidak terarah → dihentikan), maka diperlukan adanya pengawas (supervisor) yang memandu hantu-hantu spesialis agar bekerja secara kooperatif. Tugas sistem ini adalah memberikan interpretasi logis terhadap sinyal penginderaan yang baru muncul dengan menggunakan seluruh sumber pengetahuan yang dapat diakses.

G.    Kemiripan antara Pandemonium dengan Skema Template
Meskipun pandemonium termasuk metode analisis tampang, namun skema pandemonium memiliki kemiripan dengan skema template matching.
Persamaan :
♦ Menemukan kecocokan atau kesesuaian antara tampang-tampang tertentu dengan item-item tertentu yang direkognisi.
♦ Pandemonium mengamati keseluruhan pola pada waktu yang sama seperti halnya pada skema template.


ILUSTRASI KERJA


Berikut Penjelasan Singkat Mengenai Pandemonium Dan Proses Kerjanya 
Dari gambar di atas, mengilustrasikan proses kerja Pandemonium. Pandemonium diambil dari nama mental kecil “demons” yang mewakili pemrosesan suatu unit. “Demons” ini akan “berteriak” ketika merekognisi prosesnya, misalnya sebagai contoh huruf R.
1. Stimulus, Huruf R, diwakili sebagai “image demon” yang mempertahankan keseluruhan dari huruf tersebut.
2. Selanjutnya, “feature demons”. Ada satu “feature demon” untuk setiap kemungkinan ciri stimulus. “Features demons” berteriak jika melihat cirinya di suatu gambaran. Huruf R mempunyai satu garis tegak lurus dan satu lingkaran diatas, dan sebuah garis miring. Jadi huruf R mempunyai 3 “features demons”.
3. Pada tahap selanjutnya ada “cognitive demons”. Satu dari setiap kemungkinan huruf. Jika demon-demon mengetahui ada yang sesuai dengan ciri dari huruf R, maka demon-demon akan berteriak dan cognitive demons akan berteriak paling keras.
4. Dan yang terakhir ada “decision demons”. Decision demons akan mendengarkan cognitive demons, yang mana satu teriakan paling keras dipilih oleh cognitive demons sebagai huruf yang dikenali.

  
Referensi:
·         Artikel Ilmiah “Pandemonium” : Ursa Majorsy. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
·         Marsh, Balota. 2004. Cognitive Psychology. New York: Psycology Press.

Rabu, 25 April 2012

TUGAS PSIKOTERAPI KE-4 (MEMBAHAS FILM FAVORITE)


FILM PETUALANGAN SHERINA

Film yang dibintangi oleh Sherina Munaf  ini merupakan film musikal yang diperuntukan kepada anak-anak. Film ini di rilis saat aku masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Saat itu usia ku sekitar 9 tahun. Sejak pertama kali menontonnya, aku telah jatuh hati. Tak pernah bosan untuk menonton lagi dan lagi. Bahkan hingga kini, kalau ada kesempatan, aku masih menyempatkan diri untuk menontonnya kembali.
Menurut ku, banyak pesan moral yang tersirat dalam film ini. Seperti mengajarkan arti persahabatan. Bahwa seorang sahabat penuh dengan kesetiaan. Dalam suka dan duka ia akan selalu ada untuk berbagi rasa. Selalu memberi dan menerima tanpa rasa pamrih atau karena terpaksa. Bahkan ada sebuah kutipan dalam film ini yang sangat menarik bagiku, yaitu : “Akankah kamu membantu musuhmu bila dia berada dalam bahaya? “
Pelajaran bermakna lainnya adalah bahwa kita harus melihat sesuatu lebih dekat, agar bisa memberi penilaian dengan bijak. Sesuatu yang kita anggap buruk, bisa jadi hal yang baik setelah kita tidak hanya melihat dari satu sisi.
Cerita film ini mengisahkan Sherina (Sherina Munaf) seorang gadis cilik yang cerdik dan energik harus berpindah tempat ke Bandung Utara karena mengikuti orangtua Sherina yaitu pak Darmawan (Mathias Muchus) yang diterima bekerja di lahan pertanian keluarga Ardiwilaga (Didi Petet).
Di sekolahnya yang baru, Sherina mendapatkan musuh yaitu Sadam (Derby Romero) yang ternyata anak dari keluarga Ardiwilaga. Walaupun mereka bermusuhan, namun dalam hati kecil Sherina terbersit keingintahuan kenapa Sadam bisa mempunyai perangai nakal seperti itu.
Konflik dalam film ini memuncak ketika Sherina yang diajak Sadam untuk berkeliling perkebunan milik orang tuanya, diharuskan berhadapan dengan komplotan penjahat pimpinan Pak Raden (Butet Kertaradjasa) yang merupakan orang suruhan seorang pengusaha licik bernama Kertarajasa (Djajuk Ferianto) untuk menculik anak Ardiwilaga sebagai cara untuk memuluskan kerajaan propertinya yang dihalangi oleh pertanian milik Ardiwilaga. Sherina dan Sadam pun menjalin persahabatan dan terlibat sebuah petualangan seru yang betul-betul menguji kecerdikan dan keberanian mereka untuk lolos dari jeratan para penculik dan menyelamatkan pertanian keluarga Ardiwilaga dari pengusaha licik Kertarajasa.

ANALISIS BERDASAR PSIKOLOGIS
Salah satu pesan yang sangat berkesan dalam film ini ialah, bahwa kita harus menilai segala sesuatu setelah mengetahuinya dengan seksama. Tidak hanya melihat dari satu sisi atau tampilan luarnya saja. Kita juga harus mau mengenali mengapa setiap manusia memiliki karakter yang berbeda. Pasti ada sebab yang melatar belakangi sifat buruk seseorang. Dan selalu ada kesempatan untuk memperbaiki diri bagi mereka yang meniginginkan perubahan.

Ost. Petualangan sherina
Bila kita dapat memahami, Matahari menemani
Kita dalam kehangatan, Hingga sang rembulan bersenandung
Menina bobokan seisi dunia, Dalam lelap setia
Tanpa terpaksa
Bila kau dapat mengerti, Sahabat adalah setia
Dalam suka dan duka, Kau 'kan dapat berbagi rasa
Untuknya
Begitulah seharusnya, Jalani kehidupan, Setia....setia...setia
Dan tanpa terpaksa
Mengapa bintang bersinar, Mengapa air mengalir
Mengapa dunia berputar
Lihat sgalanya, Lebih dekat
Dan kau akan mengerti
_25/04/2012_